Jumat, 13 November 2009
Benarkah Kita Sudah Mengenal Diri Sendiri?
Dalam pergaulan kerap ditemui orang yang persepsi tentang dirinya sendiri tidak klop dengan kenyataan. Tapi umumnya orang mengatakan, saya paham betul siapa dirinya.
Semakin tua orang diharapkan semakin matang. Bisa diibaratkan seperti bawang, yang terkelupas kulitnya satu per satu, sehingga tidak perlu membentengi dirinya dengan segala macam kebohongan atau kepura-puraan. Ia tak perlu topeng, sehingga hidupnya lebih enak, lebih ringan, karena menjadi diri sendiri.
Tapi tidak demikian dengan Bu Intan. Ia tak pernah menampilkan diri apa adanya. Wanita pintar berambut lebat ini lebih suka menarik diri dari pergaulan karena tidak bisa berbahasa Inggris.
“Dibanding teman-teman, saya bukan apa-apa,” katanya. Ia minder, merasa dirinya tidak pantas diperhitungkan dan tempatnya di belakang, karena tidak pernah bisa berkomunikasi jika ada tamu bule. Maka Bu Intan selalu menyingkir atau pura-pura sakit jika harus bertemu orang dari negara lain.Padahal teman-temannya tidak pernah menganggapnya remeh. Bu Intan bahkan sangat disukai dan dihormati, karena ia orang yang paling teliti dalam pekerjaan. Ia juga pendengar yang baik, sehingga menjadi tempat curhat teman-temannya.
Sayangnya hal-hal positif itu tidak dianggapnya penting, dan dia lebih menampilkan dirinya sebagai orang yang nilainya lebih rendah. Padahal, banyak orang lain yang tidak bisa bahasa Inggris tetap sukses dalam pekerjaan dan pergaulan.
Ini berkebalikan dengan Pak Badu, sebutlah begitu. Anak muda yang belum lama masuk dunia politik ini, menilai dirinya terlalu besar. Dengan posisi politik dan kedudukannya sebagai anggota DPR, ia mengira bisa mengatur negara dan menentukan ini itu seperti yang diinginkannya.
Di hadapan rekan-rekannya dalam suatu acara reuni misalnya, dia bisa berkata, “Oh, gampang itu. Saya akan atur nanti supaya si Itu dilepaskan dari kabinet dan diganti dengan si Ini.”
Dalam acara dengar pendapat dengan seorang penegak hukum yang reputasi, integritas, dan moralnya sangat bagus dia berkata, “Saya ingin menguji Saudara….,” atau bahkan, “Saya ingin menasihati Saudara….”
Mendengar itu semua, teman yang mengenal Pak Badu terheran-heran. “Dia itu siapa, kok, berani-beraninya bicara begitu kepada orang tua yang sangat disegani itu.” Temannya yang lain berkomentar, “Kasihan betul Badu ini, dia sudah tidak kenal lagi siapa dirinya.”
Kenyataan dan Asumsi
Mengapa orang bisa seperti itu? Mengapa harus membohong terus? Mungkin mereka dan bahkan kita sendiri mencoba tampil seperti yang kita kira bagus, tapi sebetulnya tidak sesuai dengan kenyataan diri kita.
Lalu, siapa diri kita sebenarnya? Apa yang kita tahu betul tentang diri kita? Apakah kita tahu tentang kelemahan dan kekuatan kita? Dan apa yang kita kira kita tahu tentang diri sendiri itu lantas terbukti atau sesuai dengan kenyataan? Kalau itu kelebihan, apakah orang lain juga mengakuinya? Dan kalau itu kita kira sebagai kekurangan, apakah orang lain juga mengakui itu kekurangan kita?
Semakin mendekati jarak antara kenyataan dengan apa yang kita asumsikan tentang diri kita, itu berarti baik karena kita mengenal diri sendiri. Begitu pula sebaliknya. Semakin jauh jarak antara kenyatan dengan apa yang kita perkirakan tentang diri sendiri, artinya buruk sekali pengenalan diri kita.
Apa akibatnya jika orang tidak kenal dirinya, sehingga jarak antara asumsi dan kenyataan tentang diri sendiri begitu jauh? Tak bisa lain, orang itu harus terus berusaha mengingkari kenyataan tentang dirinya. Barangkali dalam kenyataan sehari-hari muncul dan sering kita temui dalam bentuk over compensation, membual, melebih-lebihkan, atau bahkan mengecilkan orang lain untuk meninggikan diri sendiri, berbohong dan seterusnya jika merasa dirinya paling hebat. Ia tidak berpijak pada kenyataan, sehingga dalam bekerja biasanya hanya omong doang.
Begitu pula sebaliknya orang yang mengira diri sendiri negatif, akan sangat minder, menarik diri dari pergaulan, mengurung diri, tidak mau melakukan apa pun. “Apalah artinya saya, siapa yang mau mendengarkan saya,” adalah contoh ungkapan yang sering diucapkan orang dengan persepsi diri negatif. Orang ini sebetulnya sangat tertekan pada kelemahan dirinya.
Baik yang menilai dirinya terlalu tinggi maupun terlalu rendah, keduanya tidak sesuai kenyataan dan itu berarti jelek. Hal ini secara mental atau psikologis tidak sehat. Orang yang selalu pakai kedok akan capek, lalu memberikan stres yang besar pada diri sendiri.
Solusi
Dalam psikologi ada konsep yang disebut Johari Window atau Jendela Johari, yang menggambarkan pengenalan diri kita. Ada empat jendela dalam Jendela Johari.
(1) Jendela terbuka. Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu. Misalnya keadaan fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
(2) Jendela tertutup. Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu. Misalnya isi perasaan, pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
(3) Jendela buta. Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu. Misalnya hal-hal yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.
(4) Jendela gelap. Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak tahu. Ini adalah wilayah misteri dalam kehidupan.
Semakin besar daerah/jendela terbuka kita akan semakin baik, karena berarti kita mengenal diri secara baik. Orang yang memiliki daerah tertutup lebih besar akan mengalami kesulitan dalam pergaulan. Adapun mereka yang memiliki daerah buta sangat besar, bisanya akan membuat orang lain merasa kasihan.
Kepada orang yang kita kenal dekat, jendela itu harus dibuka semakin besar, juga bila kita ingin bekerjasama dengan orang lain. Bagaimana membuka jendela? Bagaimana kita bisa kenal diri sendiri? Bagaimana kita memiliki jendela terbuka yang semakin besar?
1. Bersedia menerima umpan balik, secara verbal maupun non-verbal.
a. Bersedialah untuk menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain tentang diri kita. Kalau ada orang yang memberikan kritik sangat pedas, ada baiknya dikaji. Jika merasa tidak benar, tanyakan, mengapa dia mengungkapkan hal itu, cari klarifikasi, dan bukan membalas menghajarnya atau mengkritik balik. Kritik adalah bentuk umpan balik yang berisi informasi negatif tentang diri kita, yang mungkin kita anggap kelemahan. Harusnya kritik itu berisi saran, karena kritik itu berarti menunjukkan kesalahan dan harus bisa memberitahu bagaimana jalan keluarnya
b. Kita juga harus mau lebih membuka diri. Ungkapkan kalau ada uneg-uneg, kekesalan, kejengkelan dan sebagainya. Bisa lisan bisa tertulis harus diungkapkan terus terang. Bisa juga kita membuka kekuatan atau kelemahan diri kita,dibagi kalau berupa kekuatan. Ini cara supaya orang lain lebih mengenali diri kita, dan kita pun makin tahu tentang diri sendiri. Kita tidak mungkin mengenali diri sendiri hanya dari muka cermin, tapi juga melalui orang lain supaya kita mendapat gema atau echo dari orang lain.
2. Bagaimana cara kita membuka diri? Banyak bergaul, berteman baik, memperluas hubungan interpersonal dan berkomunikasi. Dengan cara ini kita akan mendapat masukan dari banyak orang. Semakin luas pergaulan akan mendapat masukan lebih banyak mengenai diri kita. (Widya Saraswati)
Sumber Kompas
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
saya belum mengenal diriku
oh...gitu yah...hm.. ada bener nya juga sih..
@Anonim: ya abis namanya aja anonoim..?!?!...
heheh,,,,itu aku,,,,
mengenali diri sendiri...penting
mengenal pribadi...lebih penting
@ bayu..
I agree with you brother...
1,Picking you up from motel on departure convenience life, and then motivate to the forbidden Diocese, the largest and best-preserved sumptuous complex existing now. Visiting the Forbidden City along the central axis from south to north on two hours.
Smite scenic spots: The lecture-room and the courtyard of greatest harmonyThe meridian gatethe entry-way of best harmony, the entry-way of over harmonythe theatre of preserving harmonythe enormous of stone carvingthe assembly of unionthe palace of materialistic tranquilitythe imperial garden, etc.
2,and then withdraw to assail the mosque of fortunate,the largest skies worshipping architecture in the world.
Fall upon awe-inspiring spots: the lobby of suit payment considerate harvestred stairway bridgethe regal vault of heavenecho breastwork, triple characteristic stonethe inconsistent stack altar, etc.
3,Campaign to the restaurant and having conventional Chinese lunch.
4,After the lunch we commitment move ahead to inflict the summer villa, the best-preserved royal garden in the world that boasts centralized architectural masterpieces as well as awe-inspiring beauties. Sightseeing in this attraction in the interest two hours.
Affect beautiful spots: East palatial home gatethe convention hall of generosity and longevityhall of hussy billowsthe hall of joyful longevitythe covered walkwaythe marble skiff, etc.
5,Transmittal you subsidize to your hostelry after the whole broad daylight tour. (Lunch included)
Upon: The above private junket is tailored after you and your friends exclusively. You and your friends when one pleases dig Private machine, driver and assignment guide.
[url=http://www.Chinawonderfultour.com/]China Tour[/url]
[url=http://www.chinawonderfultour.com/Beijing-Travel-Tours.html]Beijing Tour[/url]
[url=http://www.Chinawonderfultour.com/]Beijing Tour[/url]
artikel yg sangat mencerahkan.
kadang2 kita lupa diri, ini yg perlu diwaspadai :)
Mantaps ni tipsnya,,,
InsyaAllah sudah gan,,,,
Banyak bergaul memang banyak memberi efek sangat positif buat kita gan,,, tapi kita juga harus pandai-pandai memilih teman yang baik,,,
itu cara buat gmbar animasi gmna sih?
hehe
mungkin untuk diri sendiri masih belum bisa tuk di kendalikan,,
hee
HopabsoooOymoq [url=http://bit.ly/elancreditcard]elan credit card[/url] uMprgydee
Von Miller Women's Jersey
5 Take your family out for a picnic or for a stroll along the beach or through a country park, take a cool drink outside and watch the sunset, find the simple pleasures that make life so much more special and worth living3 MANIFESTATIONS OF UNPROFESSIONALISMEvery individual in any civilised society is ruled by a code of conduct proper to that society in general and by a code of conduct proper to one's role in that society in particular I summarize the 'decoding' since it was not dependent on microscopic cross-sectional analysis of single marks but on a determination of the changing strategies involved in a complex sequence of visual, symbolic, problem-solving?
Tony Gonzalez Jersey
Generate appreciation and love towards these vendors All of these actions will make accountability clear This requires a little homework on your part They get spammed a lot, but if you take the time to write useful comments on some of them, you can get some good one way links out of it
Mike Ditka Nike Jersey
[URL=http://pharmacypills.atspace.co.uk/dostinex/dostinex-y-lactancia.html]dostinex y lactancia[/URL]
s great about jerseys is that you don(c) Reprint Rights feel free to publish this article on your website but you must agree to leave all active links contained within 'About The Author' intact and "as is" and NOT hidden behind a java or redirect script But in all these forms God is the author of one's priestly vocation as the traditional paradigms of 'call to priesthood' teach us: God takes the first step and the individual either responds or negatively positively to the call
The ;Who's Accountable?; GamePeople rarely are held accountable for using what they learned in a course or workshop when they get back to the workplace In the end these things will be overflowing from you Cultured pearls also are grown by mollusksRob Gronkowski Youth Jersey
but with human intervention; that isAuthentic Andy Dalton Jersey
an irritant introduced into the shells causes a pearl to grow
Posting Komentar
Jika ada kritik dan saran tentang blog atau artikel ini silahkan komen...bro,,,and jangan SPAM .
[[ Bagi Pengguna Ponsel,Silahkan Klik Disini ]]