Selasa, 02 November 2010
Kakatua Terancam Punah
Burung kakatua di Indonesia yang tersebar di kawasan Wallacea terancam punah pada berbagai tingkatan. Tiga dari tujuh jenis kakatua yang endemik (hanya ada di Indonesia) adalah kakatua maluku (Cacatua moluccensis), kakatua putih (Cacatua alba), dan kakatua tanimbar (Cacatua goffiniana). Sementara itu, kakatua-kecil jambul-kuning (Cacatua sulphurea), yang juga terdapat di Timor Leste, memiliki status keterancaman tertinggi, yaitu kritis.
Demikian siaran pers yang dikeluarkan Burung Indonesia, yang ditandatangani Fahrul P Amama, Communication and Media Relations Burung Indonesia, Senin (1/11/2010). Burung Indonesia atau Perhimpunan Pelestari Burung Liar Indonesia adalah organisasi nirlaba yang bekerja sama dengan Bird Life Internasional (berkedudukan di Inggris) yang memfokuskan pekerjaan pada pelestarian jenis-jenis burung yang terancam punah.
Dalam siaran pers itu dipaparkan, Indonesia sebagai negara dengan kekayaan hayati yang tinggi bertengger di peringkat pertama sebagai negara dengan jumlah jenis burung terancam punah dan paling banyak akibat eksploitasi berlebih. Berbagai jenis burung paruh bengkok tersebut diekspor ke luar wilayah Indonesia untuk memenuhi kesenangan manusia. Catatan paling awal pada abad ke-15, terjadi pengangkutan kakatua pertama ke Eropa lewat perairan Nusantara yang kala itu disebut East Indies.
Selain penangkapan dan perdagangan internasional yang tidak memerhatikan keberlangsungan populasi untuk pulih, jenis-jenis kakatua dan paruh bengkok lainnya di Indonesia masih harus menghadapi ancaman berupa bukaan hutan untuk fungsi lain. Setiap tahunnya, pada periode 2006 hingga 2009, laju deforestasi hutan mencapai 31 juta hektar per tahun.
Ketiga jenis kakatua tersebut memang dapat pula dijumpai di hutan sekunder atau hutan yang telah mengalami proses pembalakan. Bahkan, kakatua putih dianggap cukup toleran dengan hutan modifikasi. Walau demikian, ketiganya sangat membutuhkan tutupan hutan alam dengan tutupan tajuk rapat, terutama ketersediaan pohon besar sebagai sarang.
227 DPB
Bird Life International selaku otoritas ilmiah Badan Konservasi Dunia (IUCN) untuk semua jenis burung di dunia menilai, tiga dari tujuh jenis kakatua di Indonesia menghadapi ancaman kepunahan. Ketiga jenis kakatua tersebut menghadapai berbagai tekanan yang dapat melenyapkan populasi mereka di alam bebas.
Untuk itu, sebagai organisasi konservasi dengan jaringan kemitraan terbesar, Bird Life International mengembangkan program konservasi berbasis standar dan kriteria yang diterima dan dapat diaplikasikan secara global. Program konservasi ini tidak hanya mengenali, mendokumentasikan, dan melindungi jaringan kawasan-kawasan penting bagi burung, tetapi juga terhadap kekayaan hayati lainnya. Program ini dikenal sebagai Important Bird Area (IBA) atau Daerah Penting bagi Burung (DPB).
Dengan 227 kawasan penting bagi burung (di luar Pulau Papua), Indonesia memiliki DPB/IBA terbanyak di Asia Tenggara, disusul Filippina (117 IBA) dan Vietnam (63 IBA). Daerah penting bagi burung di Indonesia tersebar di Jawa dan Bali (53 DPB), Nusa Tenggara (43 DPB), Sumatera (40 DPB), Maluku (36 DPB), Sulawesi (32 DPB), dan Kalimantan (23 DPB).
Secara umum, paruh bengkok di Asia dan Amerika Latin saat ini juga menghadapi ancaman serupa. Sejak pertengahan abad ke-17 hingga awal abad ke-19, terhitung sembilan belas jenis paruh bengkok telah menghilang. Perburuan sebagai pakan dan hewan peliharaan ditengarai sebagai penyebab utamanya. Faktor lain penyebab kepunahan paruh bengkok adalah introduksi mamalia dan hilangnya tutupan hutan alam.
Kakatua adalah kelompok burung yang mudah dikenali dari ciri fisiknya: paruh atas yang lebih membengkok dan kuat serta tipe jari kaki zygodactyl (dua jari ke depan dan dua mengarah ke belakang). Berbeda dengan paruh bengkok lain, kelompok kakatua memiliki jambul dan warna bulu dominan yang kurang beragam, seperti putih, hitam, abu, dan kombinasinya.
Secara ilmiah, mereka dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Cacatuinae (kakatua), Calyptorhynchinae (kakatua hitam), dan Nymphicinae (Cockatiel).
Pusat keragaman kakatua berada di kawasan tropis Australasia (Australia, Papua, dan Wallacea). Dari 21 jenis kakatua di dunia, Indonesia memiliki 7 jenis. Tiga jenis di antaranya hanya terdapat di Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
kesadaran bahwa kakaktua menjadi salah satu kekayaan Indonesia, selain peran pemerintah untuk melestarikan masyarakat turut berperan dengan kesadaran tidak menangkap untuk perdagangan dan keuntungan pribadi ^^
iya nich ngeri....kalau beneran punah gimana?
Dmana skrng?
aya drumah memelihara burung kakaktua tanimbar dan saya sangat kasian karena hanya sama saya dan ayah saya patuhnya.,.,saya dan ayah saya hanya bisa bermain 1 kali sehari jadi saya ingin membeli 1 ekor lagi dengan jenis kakaktua yg sama(tanimbar).
tolong saya yahh.,.,saya drumah bisa d blg ternak burung,.,dan saya tidak akan menakitinya.
dimana saya bisa membeli kakatua tanimbar..?
terimakasih.
wah..kakatua ya..kasihan jenis ini..terancam punah!
Teringat lagu burung kakatua..hinggap di jendela...nenek sudah tua..giginya tingal dua hehehe
harus kudu di tangkar dengan benar ni gan kakaktua nya!
emang udah langka ni burung Gan!
@ivan kavalera Memelihara kakatua di rumah, yang jelas-jelas bukan habitat aslinya, bukanlah cara menyayangi satwa yang tepat. Karena memicu perdagangan satwa yang ujung-ujungnya mendorong orang di habitat aslinya sana untuk menangkap kakatua lebih banyak. Menangkarkan kakatua tanimbar hanya untuk dipelihara di rumah untuk kesenangan tidaklah membantu upaya pelestarian kakatua tanimbar. Mungkin kita merasa tidak menyakitinya, tetapi memindahkan kakatua dari habitat aslinya, menjauhkannya dari lingkungan yang dia kenal, makanan yang dia gemari, pohon sarang yang dia sukai serta kelompok koloni yang melindunginya, untuk ditempatkan di dalam kandang di rumah kita tidak bisa dikatakan sebagai ungkapan rasa sayang. Selain itu, kakatua tanimbar (Cacatua goffiniana) adalah salah satu jenis burung terancam punah yang dilindungi berdasarkan PP. No. 7 Tahun 1999. Terima kasih.
sudah seharusnya pemerintah memberlakukan sanksi tegas terhadap pelaku perusakan habitat makhluk hidup di negara ini,jangan hanya teorinya saja
kasian juga ya burung kakak tua itu...
mari teriakan bersama tangkarkan bersama dan kembalikan kesadaran kita akan semuanya..
kita harus menjaga semua makhul di dunia ini..
waduh, moga jangan punajh yaaa..
jangan sampai burung lucu dan indah tersebut punah.. ayo kita jaga rame2...
mungkin karena terlalu banyak dipelihara oleh orang sehingga nggak berkembang biak dan hampir punah
bahasan yang sangat bagus.
Burung ini sangat butuh perlindungan manusia agar tetap berkembang...majuterus.
harus cepat di lingdungi tu
supaya jangan punah
Salam kenal ya...Sy didiek di Sby. Sy penggemar aneka satwa dan tanaman. Sayang ya kalau Ind. tdk bs menjaga keragama hayati nya.smg dg posting ini bs menyadarkan banyak pihak
bukan kakaktua aja.. tetapi banyak hewan yang terancam punah
Burung paling melekat di telinga kita,,,, hehe (burung ?????,,,, hinggap d jendela.... nenek sdh tua,,,, giginya tinggal dua,,,,)
waduh?
jgn sampe punah donk..
bner bner MAnusia Itu serakah....
jaga dan lestarikan ...
harus cepat2 d lindungi tu gan,, biar gx cepat2 punah...
kalau semuanya pada punah ,,
terus gk ada lagi burung donk?
jgn biar kan punah..
biar anak cucu kita bisa lihat,,,
jgn sampe punah donk ?
mari kita jaga dan lestarikan burung kakatua dari sekarang..
kalau bkn kita..
SIAPA LAGI ?
saat ini memang banyak sekali pemburu-pemburu yang tidak bertanggung jawab,,,,
gmn caranya gan agar tidak punah???
Posting Komentar
Jika ada kritik dan saran tentang blog atau artikel ini silahkan komen...bro,,,and jangan SPAM .
[[ Bagi Pengguna Ponsel,Silahkan Klik Disini ]]